page title icon Penyakit akibat kerja (Hernia inguinalis)

Beranda » News » Penyakit akibat kerja (Hernia inguinalis)

Hernia inguinalis adalah penonjolan organ, seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan. Hernia inguinalis merupakan salah satu jenis hernia yang paling sering terjadi, terutama pada pria.

Penyebab Hernia Inguinalis

Menurut penyebabnya, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Hernia inguinalis tidak langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat cacat lahir pada dinding perut. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak.
  • Hernia inguinalis langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat lemahnya otot-otot dinding perut karena tekanan berulang, misalnya sering mengangkat benda berat. Kondisi ini umum ditemukan pada orang dewasa.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan melemahnya dinding perut adalah:

  • Riwayat penyakit hernia di dalam keluarga
  • Batuk kronis
  • Kebiasaan mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
  • Sembelit (konstipasi) kronis
  • Kehamilan
  • Riwayat cedera atau operasi pada perut
  • Kelebihan berat badan
  • Kebiasaan merokok

Walaupun bisa terjadi pada siapa saja, hernia inguinalis lebih sering terjadi pada laki-laki, baik bayi, anak-anak, maupun dewasa.

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis sering kali tidak disadari. Orang yang mengalami kondisi ini umumnya akan merasakan adanya tonjolan atau benjolan di selangkangan. Pada beberapa pria, tonjolan dapat meluas sampai ke skrotum sehingga membuat skrotum tampak membesar.

Tonjolan akibat hernia inguinalis bisa hilang timbul atau menetap. Jika tonjolannya menetap, beberapa gejala yang dapat muncul berupa:

  • Sensasi berat pada penonjolan
  • Rasa perih atau terbakar pada penonjolan
  • Rasa sakit dan pembengkakan pada selangkangan
  • Nyeri saat batuk, mengedan, atau membungkuk

Kondisi ini berbahaya dan butuh tindakan cepat untuk mencegah komplikasi dan kerusakan organ yang terjepit. Bila memungkinkan, segera pergi ke IGD di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan gawat darurat.

Pengobatan Hernia Inguinalis

Jika hernia inguinalis tidak mengganggu aktivitas, dokter akan menganjurkan pasien untuk memantau perkembangan gejala yang dialami. Dokter juga bisa menyarankan penggunaan celana penyangga khusus guna meringankan gejala yang muncul.

Sedangkan pada kasus hernia inguinalis yang berukuran besar dan menimbulkan nyeri, dokter akan menjalankan prosedur operasi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kembali organ atau jaringan yang menonjol, serta menguatkan bagian dinding perut yang lemah.

Tujuan dari operasi hernia inguinalis adalah untuk mengatasi keluhan, mencegah muncul atau kambuhnya hernia, dan mencegah komplikasi. Terdapat dua metode operasi untuk menangani hernia inguinalis, yaitu operasi bedah terbuka dan laparoskopi. Berikut ini adalah penjelasannya:

Operasi bedah terbuka

Pada bedah terbuka, dokter akan membuat sayatan di pangkal paha, kemudian mengembalikan usus dan organ yang terperangkap ke posisi semula. Setelah itu, lembaran khusus bernama mesh akan digunakan untuk menutup lubang hernia. Selanjutnya, dokter akan menjahit luka operasi.

Bila terdapat usus atau jaringan yang rusak (nekrosis) akibat terpelintir, dokter akan mengangkatnya sebelum mengembalikan organ ke posisi semula.

Laparoskopi

Pada prosedur laparoskopi, dokter bedah akan membuat beberapa sayatan kecil di bagian perut. Melalui salah satu sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat yang disebut laparoskop, yaitu selang kecil yang dilengkapi kamera dan lampu kecil di bagian ujungnya.

Salah satu keunggulan dari laparoskopi adalah waktu penyembuhan yang relatif lebih cepat karena luka pascaoperasi yang terbentuk hanya berukuran kecil. Namun, pasien tetap dapat berdiskusi dengan dokter sebelum memilih metode operasi yang paling tepat.

Pencegahan Hernia Inguinalis

Jika disebabkan oleh cacat bawaan lahir pada dinding perut, kemunculan hernia sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dinding perut melemah, yaitu:

  • Tidak mengangkat beban yang berat terlalu sering
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal dan sehat
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi sehingga tidak perlu mengejan terlalu keras saat buang air besar
  • Menghindari kebiasaan merokok
  • Menjalani pemeriksaan dan pengobatan ke dokter bila mengalami batuk kronis

Tinggalkan komentar

Kirim Pesan WA
1
whatsapp us
Sintesa Trainindo
Hallo
Ada yang bisa kami bantu?