Secara garis besar (menurut Wikipedia), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan interaksi manusia dengan alat atau tugas-tugasnya dan interaksi manusia dengan pekerjaannya. Fungsi dari ergonomi yakni meningkatkan produktivitas dalam bekerja dengan tujuan untuk membuat sistem kerja yang aman, nyaman, sehat, dan selamat kepada para pekerja.
Jenis – Jenis Ergonomi
1. Ergonomi Kerja
Ergonomis adalah sifat dari ilmu ergonomi. Hal ini berarti bahwa ergonomis adalah sifat dari sebuah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan pekerjaan yang dilakukan.
Penerapan ergonomis di tempat kerja bertujuan agar saat bekerja, pekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, dan selamat. Sehingga produktivitas dalam bekerja meningkat. Dalam mencapai ergonomi kerja maka perlu adanya kerja sama yang baik diantara semua pihak terkait.
Ada beberapa ergonomis kerja yang perlu diperhatikan para pekerja agar terhindar dari bahaya bekerja.
1. Posisi kerja.
Posisi kerja terdiri ata posisi duduk dan berdiri. Pada posisi duduk, diusahakan posisi kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi tubuh harus stabil selama bekerja. Bekerja dengan layar komputer, maka bekerjalah dengan posisi badan yang tegak ke depan.
2. Proses Kerja
Pada saat bekerja, proses bekerja sangat memengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja. Apa saja yang diperlukan pekerja dalam bekerja akan dijangkau. Hal ini seharusnya pekerja sudah diberi edukasi terkait ergonomis kerja. Ada beberapa ergonomis kerja pada saat proses kerja yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Mengurangi gerak atau aktivitas yang tidak perlu
b. Menggunakan sepatu yang nyaman untuk bekerja
c. Meregangkan otot setelah bekerja beberapa waktu
d. dll
3. Tata letak tempat kerja
Tata letak tempat kerja erat kaitannya dengan proses kerja. Tata letak atau display tempat kerja harus terlihat dengan jelas pada saat melakukan aktivitas kerja. Perlu juga diberikan simbol internasional guna memudahkan pekerja untuk bekerja.
4. Mengangkat beban
Tidak dipungkiri bahwa proses bekerja erat kaitannya dengan mengangkat beban. Cara mengangkat beban pun bermacam-macam. Ada yang yang dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan lainnya.
Beban berat yang dibawa jika berlebihan dapat menimbulkan cidera tulang atau punggung. Untuk itu, ILO sudah menentukan aturan berat beban maksimal yang diangkat. Misalnya laki-laki dewasa mengangkat 40 kg, sedangkan laki-laki usia 16 – 18 tahun sekitar 15 – 20 kg. Untuk wanita dewasa beban yang dibawa sekitar 15 -20 kg.
2. Ergonomi tata ruang kantor.
Ergonomi tata ruang kantor adalah peraturan yang mengatur tentang kebutuhan ruang dan penggunaannya secara terperinci dari ruang tersebut. Fungsinya untuk menyiapkan susunan praktis dari faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja. Sehingga penyusunan tata ruang kantor harus berdasarkan aktivitas pekerjaan kantor.
Hal ini akan bermanfaat dalam produktivitas kerja. Ada beberapa manfaat dari ergonomi tata ruang kantor yaitu
1. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai
2. Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada
3. Memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan
4. Mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif dan efisien.
3. Ergonomi kognitif3.
Ergonomi kognitif merupakan cabang ilmu ergonomi yang membahas tentang mental manusia dalam bekerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi, ergonomi kognitif adalah cabang dari ilmu ergonomi yang berkaitan dengan proses mental manusia. Proses mental didalamnya adalah ingatan, reaksi, dan persepsi terhadap pemakaian sistem dalam sebuah pekerjaan.
4. Ergonomi perkantoran.
Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dengan PMK nomor 48 Tahun 2016. Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa di dalam perkantoran wajib menerapkan standar K3 dengan menerapkan keselamatan kerja, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan kerja dan ergonomi perkantoran.
Ergonomi perkantoran sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini merupakan salah satu potensi bahwa dan risik yang mampu mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja. Bahaya yang ditimbulkan bermacam-macam. Mulai dari bahaya pekerjaan, peralatan, hingga lingkungan atau tempat kerja.
Untuk itu, perlu adanya ergonomis perkantoran untuk meminimalisasi bahaya kerja yang mungkin dapat ditimbulkan dari aktivitas kerja atau faktor lainnya yang bisa mengakibatkan kecelakaan atau cidera kerja.
Agar terwujudnya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, maka perlu ada standar ergonomi perkantoran. Berikut beberapa standar ergonomi perkantoran yang harus dipenuhi.
1. Luar tempat kerja yang ergonomis
2. Ergonomis tata letak peralatan kantor
3. Ergonomis tempat duduk
4. Ergonomis meja kerja
5. Ergonomis postur tubuh saat bekerja
6. Istirahat saat bekerja
4. Ergonomi fisik.
Ergonomi fisik berkaitan dengan anatomi tubuh manusia. Selain itu juga mengenai tentang antropometri karakteristik fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktivitas fisik manusia pada saat kerja.
Dalam ergonomi perkantora sudah dijelaskan bahwa desain ruang, tata letak peralatan, tempat duduk dan faktor lain mempengaruhi produktivitas pekerja. Hal ini berkaitan dengan ergonomis fisik.
Dalam karakteristik ergonomi fisik, perlu adanya desain tempat kerja yang sesuai dengan dimensi dan pergerakan tubuh. Hal ini tentu disesuaikan dengan kelompok umur, etnis, dan jenis kelamin. Sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah pengukuran antropometri dan biomekanika.
Dalam ergonomi fisik ini, topik yang relevan untuk dibahas yaitu hal-hal yang berkaitan dengan fisik manusia seperti postur kerja, pemindahan material, gerakan berulang-ulang, tata letak tempat kerja, dan keselamatan kesehatan pekerja.
Tujuan adanya ergonomi kognitif adalah membantu pekerja untuk menghindari beban kognitif yang tidak perlu di tempat kerja. Selain itu, ergonomi kognitif juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
5. Ergonomi dalam K3.
Ergonomik adalah ilmu pengetahuan yang memadukan berbagai informasi terkait keterbatasan sifat, kemampuan manusia dengan tujuan kerja. Tujuannya untuk mengefektifkan dan mengefisiensi sebuah sistem kerja agar dapat memberikan keamanan dan keselamatan serta kesehatan bagi pekerja.
Ergonomi dan K3 merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Hal ini merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan kepemilikan pekerja pada sebuah perusahaan. Sehingga, muaranya pada kualitas dan produktivitas kerja.
Ergonomi dalam K3 memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pekerja. Pencapaian manajemen K3 yang baik pun akan tetap bergantung pada faktor ergonomi yang tetap harus diperhatikan oleh perusahaan. Adanya ergonomi ini akan membantu menurunkan potensi bahaya atau kecelakaan dengan memberikan prinsip ergonomis kerja.
Ergonomis kerja ini dilakukan guna memperbaiki dari sisi manusia agar mampu bekerja sesuai dengan teori ergonomis dan aplikasinya dalam pekerjaan.
Nah itu dia penjelasan terkait apa itu ergonomi. Dengan menerapkan ergonomi, pekerjaan jadi lebih mudah dan nyaman dilakukan.